Bride apakah kamu
familiar dengan prosesi pernikahan adat jawa?
Jika kamu tinggal
di Jawa, tentu familiar dengan janur kuning melengkung yang berada di
depan rumah calon pengantin wanita. Janur ini bermakna seperti papan reklame, semacam
siaran untuk memberitahu masyarakat luas kalau ada pesta acara pernikahan.
Tata cara prosesi
pernikahan adat jawa yang sebenarnya dapat berlangsung lebih dari satu hari.
Bahkan, pada zaman dahulu pesta acara pernikahan bisa sampai 7 hari karena
adanya pertunjukan wayang.
Berikut tata cara prosesi pernikahan adat jawa :
www.ratuundangan.com
Budaya tanah Jawa memang
menyimpan sejuta keindahan dan keagungan yang tetap dipegang teguh oleh
masyarakatnya.
Hal ini dapat kita lihat
dalam prosesi upacara pernikahan yang penuh makna dan khas. Beragam tradisi dan
tata cara pernikahan menjadi bagian dari adat masing-masing daerah.
Berikut ini tahapan tata
cara prosesi pernikahan adat Jawa :
Tahap 1 (Prosesi Pembicaraan)
Tahapan ini intinya
mencakup tahap pembicaraan pertama hingga acara melamar.
A. Congkog
Seorang perwakilan diutus
untuk menanyakan dan mencari informasi tentang kondisi dan situasi calon besan
yang putrinya akan dilamar. Tugas wali yang utama yaitu menanyakan status calon
mempelai wanita, apakah masih sendiri atau telah ada pihak yang mengikat.
B. Salar
Jawaban pada acara
Congkog akan ditanyakan pada acara Salar yang diselenggarakan oleh seorang
wali, baik oleh wali yang pertama atau orang lain.
C. Nontoni
Setelah lampu hijau
diberikan oleh calon besan kepada calon mempelai pria, maka orang tua, keluarga
besar beserta calon mempelai pria berkunjung ke rumah calon mempelai wanita
untuk saling “dipertontonkan”.
Dalam acara ini orang
tua bisa melihat kepribadian, fisik, raut muka, gerak-gerik dan hal lainnya
dari si calon menantunya.
D. Nglamar
Utusan dari orang tua
calon mempelai pria datang melamar pada hari yang sudah disepakati. Biasanya
sekaligus menentukan waktu hari pernikahan dan kapan dilaksanakan rangkaian
upacara pernikahan.
Tahap 2 (Prosesi Kesaksian)
Setelah melalui prosesi
pembicaraan, selanjutnya dilaksanakanlah peneguhan pembicaraan yang disaksikan
pihak ketiga, seperti kerabat, tetangga atau sesepuh.
A. Srah-srahan
Penyerahan seperangkat
perlengkapan untuk melancarkan penyelenggaraan acara sampai acara
selesai dengan barang-barang yang masing-masing mempunyai arti dan makna
mendalam diluar dari materinya sendiri, yakni berupa cincin, seperangkat
pakaian wanita, perhiasan, makanan tradisional, daun sirih , buah-buahan dan
uang.
1.
Peningsetan
Lambang kuatnya ikatan pembicaraan untuk mewujudkan dua kesatuan ditandai
dengan tukar cincin oleh kedua calon pengantin.
2.
Asok Tukon
Penyerahan dana berupa sejumlah uang untuk membantu meringankan keluarga
mempelai wanita.
3.
Paseksen
Proses permohonan doa restu dan yang menjadi saksi dalam acara ini adalah mereka
yang hadir. Selain itu, juga ada beberapa pihak yang ditunjuk menjadi saksi
secara khusus yang mendapat ucapan terima kasih yang dinamakan Tembaga
Miring (berupa uang dari pihak calon besan).
4.
Gethok Dina
Penentuan hari ijab kabul atau akad nikah dan resepsi pernikahan. Biasanya
melibatkan seseorang yang ahli dalam memperhitungkan hari, tanggal dan bulan
yang baik atau kesepakatan dari kedua keluarga pengantin saja.
Tahap 3 (Prosesi
Siaga)
Pembentukan panitia dan
pelaksana kegiatan yang melibatkan para sesepuh atau sanak saudara.
A. Sedhahan
Mencakup pembuatan
sampai pembagian surat undangan pernikahan.
B. Kumbakarnan
Pertemuan untuk
membentuk panitia pesta pernikahan dengan mengundang sanak saudara, keluarga,
tetangga dan kenalan. Termasuk membicarakan rundown acara untuk panitia
dan para pelaksananya. Ada baiknya menggunakan jasa Wedding Organizer untuk mempermudah.
C. Jenggolan atau
Jonggolan
Calon pengantin melapor
ke KUA. Tata cara ini sering disebut tandhakanatau tandhan,
yang mempunyai arti memberitahu dan melaporkan kepada pihak kantor pencatatan
sipil bahwa akan ada hajatan pernikahan yang dilanjutkan dengan pembekalan
pernikahan.
Tahap 4 (Prosesi
Upacara)
www.ratuundangan.com
Sehari sebelum
acara pernikahan, pintu gerbang dari rumah orang tua calon pengantin wanita dihias
dengan Tarub (dekorasi tumbuhan), terdiri dari pohon dan buah pisang, buah kelapa, tebu dan daun beringin yang mempunyai makna agar
pasangan mempelai hidup baik dan bahagia dimanapun.
Pasangan mempelai saling mencintai dan akan merawat keluarga mereka. Dekorasi pernikahan
lainnya yang disiapkan adalah kembang mayang, yakni suatu karangan bunga yang
terdiri dari sebatang pohon pisang dan daun pohon kelapa.
A.
Pasang Tratag dan Tarub
Tanda resmi bahwa akan
ada hajatan mantu kepada masyarakat. Tarubberarti hiasan dari janur
kuning atau daun kelapa muda yang disuwir-suwir (disobek-sobek) dan dipasang di
sisi tratag dan ditempelkan pada pintu gerbang tempat resepsi acara
agar terlihat meriah.
Kemudian dilanjutkan dengan uba rambe selamatan dengan sajian
makanan nasi uduk, nasi asahan, nasi golong, apem dan kolak ketan.
B. Kembar Mayang
Sering disebut Sekar
Kalpataru Dewandaru, sebagai lambang kebahagiaan dan keselamatan. Benda ini
biasa menghiasi panti atau asasana wiwarayang dipakai dalam
acara panebusing kembar mayang dan
upacara adat panggih.
Jika acara telah
selesai, kembar mayang akan dibuang di perempatan jalan,
sungai atau laut agar kedua pengantin selalu ingat asal muasalnya.
C. Pasang Tuwuhan
(Pasren)
Tuwuhan atau tumbuh-tumbuhan sebagai lambang isi
alam semesta dan mempunyai arti tersendiri dalam budaya jawa dipasang di pintu
masuk tempat duduk pengantin atau tempat pernikahan.
D. Siraman
Upacara Siraman
mengandung makna memandikan calon mempelai yang disertai dengan niat
membersihkan diri agar menjadi bersih dan suci lahir dan batin.
Urutan tahapannya yaitu
calon pengantin memohon doa restu kepada kedua orangtuanya, kemudian mereka
(calon pengantin pria dan wanita) duduk di tikar pandan, lalu disiram
oleh pinisepuh, orang tua dan orang lain yang telah ditunjuk.
Terakhir, calon
pengantin disiram air kendi oleh ibu bapaknya sambil berkata “Niat Ingsun
ora mecah kendi nanging mecah pamore anakku wadon” dan kendi kosongnya
dipecahkan ke lantai.
E. Adol Dhawet (Jual
dawet)
Setelah acara siraman,
dilaksanakan acara jual dawet. Penjualnya adalah ibu calon mempelai
wanita yang dipayungi oleh ayah calon mempelai wanita. Pembelinya yaitu para
tamu yang hadir, yang menggunakan pecahan genting sebagai uang.
F. Paes
Upacara menghilangkan
rambut halus yang tumbuh di sekitar dahi agar tampak bersih dan wajah calon
pengantin bercahaya, lalu merias wajahnya. Paes sendiri melambangkan harapan
kedudukan yang luhur diapit lambing ibu bapak dan keturunan.
g. Midodareni
Upacara adat Midodaren
berarti menjadikan sang mempelai wanita secantik Dewi Widodari. Orang tua
mempelai wanita akan memberinya makan untuk terakhir kalinya, karena mulai
besok ia akan menjadi tanggung jawab sang suami.
h. Selametan
Berdoa bersama untuk
memohon berkah keselamatan menyongsong pelaksanaan ijab kabul atau akad nikah.
i. Nyantri atau
Nyatrik
Upacara penyerahan dan
penerimaan dengan ditandai datangnya calon mempelai pria berserta keluarganya.
Dalam prosesi acara
pernikahan ini calon mempelai pria mohon diijabkan, atau jika acara ijab diadakan
besok, kesempatan ini dimanfaatkan sebagai pertemuan perkenalan dengan sanak
saudara terdekat di tempat pengantin pria.
Jika ada kakak wanita
yang dilangkahi, acara penting lainnya yakni pemberian restu dan hadiah yang
disesuaikan kemampuan pengantin dalam Plangkahan.
Tahap 5 (Prosesi
Puncak dari Rangkaian Upacara dan Merupakan Inti Resepsi)
dknco.blogspot.com
A. Upacara Ijab Qobul
Sebagai prosesi pertama
pada puncak resepsi ini adalah pelaksanaan ijab qobul yang melibatkan pihak
penghulu dari KUA. Setelah acara ini berjalan dengan lancar dan sah, maka kedua
pengantin telah resmi menjadi sepasang suami istri.
B. Upacara Panggih
Setelah upacara ijab
qobul selesai, selanjutnya dilanjutkan dengan upacara panggih yang meliputi:
• Liron kembar
mayang atau saling menukar kembang mayang dengan arti dan tujuan
bersatunya cipta, rasa dan karsa demi kebahagiaan dan keselamatan.
• Gantal atau
lempar sirih dengan harapan semoga semua godaan hilang terkena lemparan
tersebut.
• Ngidak
endhog atau mempelai pria menginjak telur ayam lalu dibersihkan atau
dicuci kakinya oleh mempelai wanita sebagai lambang seksual kedua pengantin
telah pecah pamornya.
• Minum air degan (air
buah kelapa) yang menjadi simbol air hidup, air suci, air mani dan dilanjutkan
dengan di-kepyok bunga warna-warni dengan harapan keluarga mereka
bisa berkembang segala-segalanya dan bahagia lahir batin.
• Masuk ke pasangan
mempunyai arti pengantin menjadi pasangan hidup siap berkarya melaksanakan
kewajiban.
• Sindur yakni
menyampirkan kain (sindur) ke pundak mempelai dan menuntun mempelai pengantin
ke kursi pelaminan dengan harapan keduanya pantang menyerah dan siap menghadapi
segala tantangan hidup.
Setelah upacara panggih,
kedua pengantin diantar duduk di sasana riengga. Setelah itu, acara
pun dilanjutkan.
• Timbangan atau
kedua mempelai duduk di pangkuan ayah mempelai wanita sebagai lambang sang ayah
mengukur keseimbangan masing-masing mempelai.
• Kacar-kucur dilaksanakan
dengan cara mempelai pria mengucurkan penghasilan kepada mempelai wanita berupa
uang receh beserta kelengkapannya. Lambang bahwa kaum pria bertanggung jawab
memberi nafkah kepada keluarga.
• Dulangan atau
kedua pengantin saling menyuapi. Mengandung kiasan laku perpaduan kasih
pasangan pria dan wanita (simbol seksual). Ada juga yang memaknai lain,
yakni tutur adilinuwih (seribu nasihat yang adiluhung)
disimbolkan dengan sembilan tumpeng.
C. Upacara Babak Kawah
Upacara ini khusus untuk
keluarga yang baru pertama kali hajatan mantu putri sulung. Ditandai dengan
membagi harta benda seperti uang receh, umbi-umbian, beras kuning dan lainnya.
D. Tumplek Punjen
Numplak artinya menumpahkan, punjen artinya
berbeda beban di atas bahu. Makna dari Tumplek Punjen yakni telah lepas semua
darma orang tua kepada anak. Tata cara ini dilakukan bagi orang yang tidak akan
bermenantu lagi atau semua anaknya telah menikah.
E. Sungkeman
Sebagai ungkapan bakti
kepada orang tua serta memohon doa restu.
F. Kirab
Istilah yang digunakan
untuk menggambarkan saat pengantin berdua meninggalkan tempat duduknya untuk
berganti pakaian.
Demikianlah tahapan tata
cara prosesi pernikahan adat jawa lengkap yang penuh makna dan khas. Bagaimana,
apakah terlalu ribet? Semoga bermanfaat;-)
www.ratuundangan.com